Sunday, 1 March 2015

Queen on Fire-Live at the Bowl (1982)-Review#1

Oleh: Arief Nur Cahyo


Konser Queen di Milton Keynes Bowl merupakan bagian dari tur Hot Space yang dilaksanakan di Inggris. Sebelumnya konser ini sebenarnya direncanakan akan diadakan di London, namun kedatangan Paus Vatikan, Johannes Paulus II memaksa konser di London tersebut dibatalkan dan sebagai gantinya Queen mengadakan konser di Milton keynes Bowl pada tanggal 5 Juni 1982. Pertunjukan di Milton Keynes merupakan gambaran dari pertunjukan live Queen pada tahun 1980an yang saat itu berada dalam kondisi prima.

Pada bagian awal konser kita akan disuguhkan sebuah lagu yang langsung membuat suasana konser memanas dengan lagu “The Hero” yang merupakan lagu terakhir dalam album Flash Gordon dan bisa dikatakan merupakan satu-satunya lagu dari album Flash Gordon yang dibawakan secara live. Setelah lagu “The Hero” Queen lantas terus meningkatkan eskalasinya dan terus membuat konser semakin memanas dengan lagu “We Will Rock You” yang dibawakan dalam bentuk yang sudah dimodifikasi sejak tahun 1978.

Setelah lagu “We Will Rock You”, penonton kemudian disuguhkan lagu baru dari album Hot Space yaitu “Action This Day”. Terjadi perbedaan yagn sangat tajam antara versi live dengan versi studio album. Pada konser kali ini, perbedaan itu ditunjukkan secara jelas. Synthesizer digunakan sebagai pengganti intro Saksofon. Lagu ini pun dalam versi Live nya juga mengalami modifikasi dibagian akhirnya. Bagian akhirnya diperpanjang dengan riff-riff gitar dari Brian May dan improvisasi vokal dari Freddie. Namun kalo anda jeli, akan ada sedikit perubahan yang membuat kita terheran. Mengapa Brian tiba-tiba mengganti Red Specialnya dengan Red Special versi Birch dengan warna kuning pasir.

Ternyata, ketika membawa lagu “We Will Rock You” sebelumnya, Gitar red special Brian mengalami masalah dengan putusnya dua senar yaitu senar pertama dan kedua. Sehingga untuk mengatasi kendala tersebut selama konser siasat tercepat saat itu adalah menggantinya dengan gitar cadangan. Setelah membawakan “Action This Day”, kemudian Queen membawa sebuah tembang hits dari album ”The Game” (1980) yaitu “Play The Game”. Lagu ini yang sejatinya dibuka dengan intro Synthesizer kini dibuka dengan intro piano dari Freddie. Pada bagian interlude lagu, penggunaan instrumen Synthesizer masih terasa jelas walau tertutup dengan permainan piano Freddie.

Setelah lagu “Play The Game”, ada jeda sejenak yang dilauangkan Freddie untuk melakukan sebuah aksi legendaris yang selalu dilakukannya di atas panggung yaitu menyulangi penonton dengan melemparkan isi minuman dalam gelas tersebut ke arah penonton. Freddie juga membuat sebuah klarifikasi terkait perubahan sound dalam album yang dianggap agak meresahkan para fans Queen. Freddie membuat klarifikasi bahwa mereka hanya mencoba sebuah jenis musik baru yaitu Disco Rock dan dia juga menegaskan bahwa Queen tidak kehilangan nuansa rock n roll nya. Kemudian berlanjut kepada lagu selanjutnya yaitu “Staying Power”.

Seperti hal nya lagu “Action This Day”, lagu “Staying Power” ini benar-benar berbeda saat dibawakan dalam versi live. Dalam versi live, lagu ini cenderung lebih nge-Rock daripada versi live studionya. Dalam lagu “Staying Power” ini, kita juga melihat sebuah fakta unik yaitu untuk pertama kalinya John Deacon bermain gitar dalam konser. Kualitas permainan gitarnya pun memang tidak sehebat Brian May namun John Deacon mampu mengimbangi permainan Brian May. Ulikan gitar John Deacon dalam lagu ini serasa mendengar ulikan gitar gitaris dari band soul Amerika tahun 1980-an.

Setelah lagu “Staying Power”, penonton disuguhkan salah satu powerful anthem dari Queen yaitu “Somebody to Love”. Pembukaan pada lagu ini agak berbeda dengan versi live studionya dan sebelum memulai Freddie berseru “Are You Ready, Brothers and Sisters?”. Pada bait pertama lagu Freddie bermain piano sebelum akhirnya berpindah dengan menggunakan microphone legendarisnya.  Dalam lagu ini Freddie memperlihatkan ciri khasnya kembali yaitu memimpin para fansnya untuk sing along. Lagu ini ditutup dengan aksi Freddie menduduki tuts-tuts piano dengan bokongnya.

Selanjutnya Queen kembali memanaskan suasana panggung dengan lagu rock legendarisnya yaitu “Now I’m Here”. Walaupun tidak sesukses “Bohemian Rhapsody” atau bahkan “Killer Queen” yang satu album dengan lagu tersbut, “Now I’m Here” bisa dikatakan lagu yang cukup tahan lama dan sering dibawakan sejak konser Rainbow 1974 dengan beragam variasi dan modifikasi. Dalam konser kali ini Queen menggunakan modifikasi yang digunakan sejak tur “The Game”. Yaitu pertama Queen akan memainkan lagu “Now I’m Here” hingga intro gitar Brian May dan berakhir di reffrain. Lalu Freddie akan mengajak penonton untuk sing along bersamanya yang ditutup dengan solo drum dari Roger.

Selanjutnya Queen akan membawakan lagu “Dragon Attack”. Modifikasi seperti ini tetap digunakan pada saat Queen manggung di Bowl. Lagu “Dragon Attack” ini benar-benar mendekati versi studionya yaitu ketika John memainkan impromptu solonya pada bagian interlude. Disusul kemudian permainan solo gitar dari Brian May. Kemudian alur lagu ini kembali masuk pada bagian akhir lagu “Now I’m Here” tersebut. Lagu ini seperti biasa ditutup dengan solo drum roger yang agresif.

Kemudian konser memasuki sesi cooling down ketika Brian dan Freddie membawakan lagu “Love Of My Life”. Penonton yang sangat familiar dengan lagu yang berasal dari album “A Night At The Opera” ini, tanpa dikomando Freddie langsung bernyanyi bersama. Lagu selanjutnya menyusul sebuah lagu balada dari album “The Game “yang cukup terkenal yaitu “Save Me”. Terjadi modifikasi khusus pada lagu ini yaitu penambahan intro piano dari Brian sejak tur di Jepang tahun 1981. Namun intro gitar Brian pada bagian interlude kurang lebih mendekati versi albumnya.

Lagu berikutnya adalah lagu baru dari “Hot Space” yang ditulis oleh john Deacon yaitu “Back Chat”. Lagu ini dibawakan dengan gaya yang tidak jauh berbeda dari versi album studionya. Hanya saja Roger menggunakan drum machine pada bagian interlude saja (berbeda dengan versi album yang seluruhnya menggunakan drum machine). Lagu ini juga mengalami improvisasi dengan adanya permainan solo bass dari Deacon dan solo gitar dari Brian.

“Get Down Make Love” lagu yang kontoroversial dan vulgar dari Queen menjadi list selanjutnya. Lagu ini tidak dibawakan secara utuh karena selanjutnya diisi dengan solo gitar dari Brian May. Pada bagian akhir solo gitar, Roger Taylor bergabung sebelum ia akhirnya memainkan solo drumnya sendiri yang hampir tidak pernah ia lakukan (kecuali di Montreal, 1981 Roger bermain timfani secara solo). Kemudian solo drum ini disambung dengan lagu “Under Pressure”.

Bisa dibilang cara Queen membawakan lagu “Under Pressure” secara live menunjukkan betapa dahsyatnya versi album studio lagu tersebut. Dalam konser ini Freddie juga gagal melakukan tarikan vokal falsetto seperti yang ia lakukan pada versi album. Roger juga membantu Freddie pada bagian vokal untuk menggantikan David Bowie. Lagu selanjutnya juga tak kalah menarik dan kontroversial dari “Get Down Make Love” yaitu “Fat Bottomed Girls”.

Cara unik Freddie untuk mengetes para fansnya ketika hendak memainkan lagu selanjutnya terkadang memberi sebuah petunjuk. Freddie melakukannya dengan memberi kode yaitu tangannya yang menunjuk ke arah bokongnya. Versi live lagu ini juga sangat lebih powerful dari unsur musiknya berbeda dengan versi studio album yang lebih powerful pada suaranya.

Selanjutnya, Queen kembali mengajak penontonnya untuk menikmati masa-masa rockabilly 1950an-1960an kembali dengan sebuah lagu dari album “the Game” berjudul “Crazy Little Thing Called Love”. Freddie yang mulai bermain gitar pada lagu ini sejak tahun 1979, membuat sebuah “pengakuan dosa kecil” bahwa sejak tahun 1972 hingga 1982 (tahun ketika Queen manggung di Bowl) Freddie mengaku hanya mengetahui tiga kunci gitar saja. Pada lagu ini Queen, memboyong pemain tambahan yaitu Morgan Fisher (seorang keyboardist dan pianist profesional dari Inggris) untuk bermain piano.

Kini saatnya untuk lagu masterpiece dari Queen yaitu “Bohemian Rhapsody”. Versi live dalam lagu ini langsung pada bagian popnya (yang diawali dengan lirik “Mama, just killed a man”) sedangkan bagian operanya Queen menggunakan teknologi backing tape yang sudah diterapkan sejak tur “Jazz” (1978).Lagu ini ditutup dengan gaya khas Roger dalam lagu ini yaitu memukul Gong Paiste.  Dari Bohemian Rhapsody, penonton kembali dibuat panas dengan lagu heavy rock andalan Queen lainnya yaitu Tie Your Mother Down pada lagu ini permainan solo gitar Brian dengan sliding gitar (teknik yang biasa digunakan dalam musik blues) tidak berubah. Selanjutnya penonton disuguhkan oleh sebuah lagu bernuansa soul menjadi salah satu trademark bagi Queen yaitu “Another One Bites The Dust”. Pada bagian interlude Freddie meaminkan improvisasi vokalnya dengan baik.

Selanjutnya penonton kembali digiring kepada salah satu lagu heavy rock  andalan Queen yang berjudul “Sheer Heart Attack” dari album “News of The World”. Permainan drum Roger dalam lagu ini lebih cepat dari versi albumnya. Freddie juga memunculkan gaya liarnya dengan mengigit dan menjilat gitar Brian May. Brian Juga memainkan solonya dengan menggunakan feedback pada gitarnya. Menjelang akhir konser Queen menyuguhkan kembali dua lagu legendaris dari album yang sama dengan lagu sebelumnya yaitu “We Will Rock You” dan “We Are The Champions”. Seperti tradisi Queen sejak tur “A Night At The Opera”, konser ini ditutup dengan lagu kebangsaan Inggris yang diaransemen ulang oleh Brian May yaitu “God Save The Queen”.

Kesimpulannya, adalah pada periode “Hot Space” kali ini, tur yang dilakukan oleh Queen sangat menolong album ini untuk tidak jatuh terlalu jauh dari chart dan tetap laris di pasaran musik dunia. Apabila kita melihat list-list hits single dalam album Hot Space, hanya Under Pressure lah yang benar-benar meraih sukses besar. Konser-konser Queen yang menyuguhkan hits-hits besar Queen juga benar-benar sangat menolong dalam mempertahankan reputasi Queen pasca kegagalan album Hot Space ini.
  INSTRUMEN MUSIK
PIANO :
Steinway 1972 D concert grand 8 ft 11.75 in
PERLENGKAPANNYA :
Clair Brothers crossovers.
Clair Brothers monitors.
Clair Brothers piano mixer.
Clair Brothers power supply.
Cornish DI boxes.
Cornish piano mixer.
Helpinstill pick-ups.
Klark Teknik band equalisers.
SYNTHESIZERS :
Oberheim OB-Xa
Roland Jupiter 8.
GITAR LISTRIK :
Yang sering digunakan selama konser
BHM bespoke [main]
Birch Red Special [Action This Day & Dragon Attack, digunakan ketika Red Special buatan Brian May kehilangan dua senarnya yang putus saat lagu We Will Rock You]
Fender Telecaster 1978 [Crazy Little Thing]
Fender Telecaster 1981 [Staying Power dimainkan oleh John Deacon]*
* Played by John Deacon. A Black-Gold model, CE 10484.
GITAR AKUSTIK :
Ovation Pacemaker 1615 twelve-string [Love Of My Life & Crazy Little Thing Called Love]
PERLENGKAPAN GITAR TAMBAHAN :
GITAR LISTRIK
Ampeg V-4 cabinet.
Ampeg SVT cabinet.
Boss CE-1 pedal [chorus].
Cornish treble booster.
fOXX pedal [phaser]
JBL bass bin.
2 x Maestro tape delay.
Peterson strobe tuners.
Pignose amplifiers [tuning].
12 x Vox AC30 amplifiers.
Vox pedals [phase]
GITAR AKUSTIK
Heathkit Turner A-300 amplifier [Freddie].
Music Man 210-65 amplifier. [Brian].
Peterson strobe tuners.

3 comments:

  1. mantabbbbb, ditunggu review Live at Rainbow nya mas Arif

    ReplyDelete
  2. Kece badai Reviewnya.. berasa nonton langsung :D warbyasaaa.... #BRB Beli DVD-nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kalo gak punya DVD nya rugi berat nih mas Handy

      Delete