Friday, 27 February 2015

These Are The Days Of Our Lives (Penampilan Terakhir Freddie Mercury di Depan Kamera)



These Are The Days Of Our Lives adalah salah satu single dari album Innuendo yang dirilis pada februari tahun 1991 oleh band kenamaan Inggris, Queen. Single yang dibuat video klip ini merupakan yang terakhir kalinya penampilan Queen bersama lead Vocal mereka Freddie Mercury setelah akhirnya Freddie berpulang pada 24 November 1991 atau 6 bulan setelah video klip ini direkam pada 30 Mei di tahun yang sama.

These Are The Days Of Our Lives adalah lagu ciptaan drummer band Queen, Roger Taylor, lagu ini mengisahkan tentang bagaimana seseorang tumbuh menjadi semakin tua dan mengingat-ingat tentang kejadian masa kecil atau masa lalu, namun belakangan maknanya berubah pasca kematian Freddie Mercury dalam perjuangannya melawan penyakit Aids yang dia derita sejak tahun 1987.

Video klip ini berlatar belakang warna hitam-putih, sama dengan video klip single sebelumnya yakni I'm Going Slightly Mad, hal ini disebabkan untuk menutupi keadaan Freddie Mercury yang sedang dalam sakit, dengan maksud agar tampilan pucat, lemah dan kurus Freddie dapat tertutupi.


Sayangnya meski ditutupi sedemikan rupa nampaknya tetap tak bisa menutup keadaan Freddie Mercury sesungguhnya, Freddie yang biasanya lincah di dalam video klip ini Freddie terlihat benar-benar lemah, matanya sayu, badannya kurus dan hanya menggerakan sedikit gerakan tubuh dan tangan, tidak ada aksi berlebih jika dibandingkan dengan video klip sebelumnya, di video klip yang mengunakan efek hitam putih sebelumnya I'm Going Slightly Mad Freddie masih nampak melalukan gerakan lincah, namun benar-benar hilang di video klip ini apalagi jika dibandingkan dengan Headlong yang super atraktif. Hal unik lainnya dalam video klip ini adalah Roger Taylor yang biasa memukul alat musik drum andalannya dalam lagu ini dia hanya menggunakan alat muski perkusi conga sebagai alat pengiring lagu ini.

Dalam video kilp ini Freddie Mercury menggunakan kemeja dengan gambar kucing warna warni yang terlihat kebesaran dengan tubuhnya, perlu diketahui bahwa Freddie Mercury merupakan penggemar kucing, Uniknya kucingnya bernama Deliliah pun menjadi salah satu lagu Queen di album Innuendo dengan judul sama dengan nama kucingnya Delilah, dan saat mengeluarkan album solo Mr. Bad Guy pada tahun 1985 iya mendedikasikan untuk kucing-kucingnya. "to my cat Jerry—also Tom, Oscar and Tiffany, and all the cat lovers across the universe—screw everybody else".


Di akhir video klip Freddie Mercury tersenyum dan berucap “I Still Love You” sebanyak dua kali, hal ini menurut Brian May merupakan ucapan selamat tinggal seperti yang dia kemukakan dalam dokumenter Queen- These Are the Days of Our Lives yang rilis tahun 2011 lalu.

Sepeninggal Freddie lagu ini menjadi salah satu yang mencapai popularitas tertinggi dalam sejarah lagu Queen, rilis bertepatan dengan hari lahir Freddie Mercury 5 September 1991 lagu ini meraih penghargaan BRIT Award sebagai single terbaik tahun 1992. 

Video Klip

Versi Hollywood Records Animated



Lirik These Are The Days Of Our Lives


Sometimes I get to feelin'
I was back in the old days - long ago
When we were kids, when we were young
Things seemed so perfect - you know?
The days were endless, we were crazy - we were young
The sun was always shinin' - we just lived for fun
Sometimes it seems like lately - I just don't know
The rest of my life's been - just a show.
Those were the days of our lives
The bad things in life were so few
Those days are all gone now but one thing is true -
When I look and I find I still love you.
You can't turn back the clock, you can't turn back the tide
Ain't that a shame?
I'd like to go back one time on a roller coaster ride
When life was just a game
No use sitting and thinkin' on what you did
When you can lay back and enjoy it through your kids
Sometimes it seems like lately I just don't know
Better sit back and go - with the flow
Cos these are the days of our lives
They've flown in the swiftness of time
These days are all gone now but some things remain
When I look and I find - no change
Those were the days of our lives yeah
The bad things in life were so few
Those days are all gone now but one thing's still true
When I look and I find, I still love you,
I still love you.

Anda penggemar Queen silahkan ikut di grup facebook Queenindo disini. We Will Rock You!!!.

Ditulis oleh @handyfernandy
Read More

Mengenal Queenindo: Komunitas Pecinta Band Queen dari Indonesia


“Queen is the most genius band, Beatles is the most popular band, U2 is the most perfect band, dan The Rolling Stones is the most legend band in the world”-Ahmad Dhani
Band Queen merupakan salah satu band bergenre musik rock paling fenomenal di dunia. Band yang digawangi oleh 4 personil, yakni Freddie Mercury(alm), Brian May, Roger Taylor, dan John Deacon merupakan band asal London, Inggris yang memiliki banyak fans di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia sendiri banyak komunitas pecinta band Queen, salah satunya adalah Komunitas Queenindo. Komunitas ini dibentuk pada tahun 2012 ini merupakan salah satu komunitas yang aktif meng”influence”serta mengakomodasi para penggemar Queen di Indonesia untuk berekspresi/berkegiatan serta menampung kreativitas dari para member yang tujuannya untuk menghargai karya-karya Queen.

Meskipun komunitas Queenindo merupakan komunitas online grup Facebook, Queenindo sering mengadakan gathering, bahkan hampir setiap sebulan sekali Queenindo mengadakan gathering, ungkap Danang Suryono salah satu pegiat komunitas Queenindo. “Kami sering mengadakan kopi darat (gathering)  sebulan sekali di Taman Suropati, Menteng. Nama acaranya “Lazing on a Sunday Afternoon” biasanya kami sering berdiskusi tentang Queen, baik membicarakan personal, sejarah, sampai warna musik. Tak jarang kami juga sering nge-jam bareng komunitas musik tamsur di sana.”

Kemarin (25/1) Queenindo kembali mengadakan gathering, gathering kali ini cukup spesial karena bertempat di salah satu kolektor barang-barang yang berbau Queen mulai dari DVD, CD, kaset radio, VHS, piringan hitam, majalah, hingga kaos. Lokasinya gathering-nya beralamat di Jalan Pulo Raya VI no 23 Kebayoran Baru Jakarta Selatan atau rumah dari Nelwin Aldriansyah yang juga pegiat Queenindo.

Di acara gathering yang dilaksanakan sejak pukul 11 siang tersebut banyak membicarakan Queen, mulai dari fakta-fakta personil Queen, mulai dari keunikan kisah cinta Freddie Mercury, jalan sunyi Jhon Deacon, rahasia drummer Roger Taylor hingga gelar PhD bidang astronomi-nya Brian May. Selain itu pembicaraan makin seru setelah membahas  misteri beberapa lagu seperti  bohemian rhapsody, Mushtopa Ibrahim dll juga keunikan beberapa album konser Queen seperti Live Killer yang hingga kini masih berupa misteri yakni pertunjukan di kota mana saja yang dijadikan materi dan dimasukkan menjadi album.

 Pemutaran video dokumenter “Making of A Night at the Opera” menjadi diskusi panjang Queenindo yang datang di acara gathering, karena A Night at the Opera yang merupakan album tersukses Queen yang di dalamnya terdapat lagu bohemian rhapsody yang super unik juga lagu patah hati yang amat dalam seperti Love of My Life yang mengisahkan kisah cinta asmara Freddie Mercury dan Mary Austin. Namun fakta baru yang diketahui setelah menyaksikan film dokumenter tersebut adalah lagu “Death on Two Legs (dedicated to…) ” merupakan lagu kemarahan Freddie Mercury yang tertipu oleh mantan manager Queen Norman Sheffield.

Acara ditutup dengan diskusi kecil perihal visi-misi Queenindo ke depan yakni antara lain adalah:

  1. Menyosialisasikan keberadaan Queen Community di seluruh wilayah Indonesia
  2. Meluncurkan situs organisasi di internet [ launching forum dan web].
  3. Menyosialisasikan organisasi, dan menjalin hubungan antarorganisasi Queen fansclub se-Indonesia.
  4. Menerbitkan bulletin organisasi sebagai media komunikasi anggota.
  5. Mengadakan pertemuan antarkomunitas se-Indonesia.
Rencana kedatangan band Queen yang akan menyambangi Indonesia tahun ini pun disambut baik oleh komunitas Queenindo. “Semoga benar kedatangan mereka yang katanya akan datang di bulan Oktober tahun ini, kalo bisa sedari sekarang menabung”ungkap  Danang Suryono salah satu pegiat komunitas Queenindo.

Anda penggemar Queen silahkan ikut di grup facebook Queenindo disini. We Will Rock You!!!.

Oleh @handyfernandy
Read More

Thursday, 26 February 2015

Queen (1973)-Review#01


Queen merupakan album untitled pertama sekaligus debut album pertama band Queen dalam kancah industri musik Inggris. Album ini pada sejatinya sudah dibuat sejak tahun 1972 ketika Queen mendapat kesempatan untuk melakukan demo di studio De Lane Lea. Sang pemilik label Trident Studios, Norman dan Barry Sheffield langsung meminta mereka untuk mulai merekam materi-materi demo tersebut untuk dijadikan sebuah album namun dengan satu syarat yaitu mereka hanya diperbolehkan untuk melakukan rekaman pada jam-jam kosong studio di saat artis-artis lainnya sudah selesai rekaman.

CD, Kaset dan Vinyl Queen (koleksi Danang Suryono)

Adanya pembatasan dari pihak Trident Studios, memaksa Queen harus menyelesaikan rekaman lagu-lagunya satu persatu dengan fokus yang lebih karena mereka waktu mereka yang sangat terbatas (mereka hanya diijinkan menggunakan studio dari jam 3 sampai jam 7 malam). Proses rekaman ini berlangsung dari bulan Juni hingga November 1972 dan didukung oleh sound enginer mereka, Mike Stone. Setelah album berhasil dirampungkan, pihak Trident Studio kemudian mencari perusahaan distributor yang mau memasarkan album mereka. Namun proses ini memakan waktu yang sangat lama, padahal ketika beberapa lagunya sudah diputar di radio perhatian publik terhadap album baru ini sangat luar biasa. Akhirnya ketika Trident itu sendiri yang merilis album tersebut pada Juni 1973, perhatian publik terhadap album ini berangsur menghilang.

Bahkan singel Keep Yourself Alive sempat ditolak oleh radio Inggris dan Amerika Serikat. Ketika memasuki akhir tahun 1973, album ini baru masuk chart album Inggris dan harus puas di peringkat ke-24. Walaupun secara komersil, album ini jauh dari kesuksesan, namun secara kualitas musik yang ditunjukkan bisa dikatakan komposisi yang digunakan dalam musik ini benar-benar sesuatu yang baru dalam industri musik. Teknik multi-track recording pada vokal dan sound effect pada gitar yang sering menyebabkan orang salah kaprah dengan menyebutnya sebagai Synthesizer. 
Komposisi musik yang cukup rumit didukung dengan performance yang kreatif dan tricky, sehingga wajar apabila album ini sering menjadi referensi para penggemar progresif rock. Karena komposisi musik yang dibuat oleh dalam album ini benar-benar diluar pakem musik rock pada umumnya dibentuk dengan chord-chord dan nada-nada yang sederhana dengan mengandalkan kegarangan musiknya saja. Namun dalam album Queen ini menunjukkan tidak hanya kegarangan musik rock saja tetapi juga nilai artistik dari musik itu sendiri yang diciptakan melalui kompleksitas dari komposisi musik dan kreativitas mereka dalam menciptakan sound-sound yang unik walau dengan perangkat alat musik yang terbatas.


KEEP YOURSELF ALIVE
Bagian intro gitar Brian pada awal lagu ini harus diakui sangat lama. Konsep yang digunakan adalah antara satu sound gitar dimulti-track dan dipasang dalam lagu dengan posisi saling mengisi satu sama lain sehingga yang kita dengar adalah bahwa ada dua atau tiga gitar yang dimainkan saling susul menyusul satu sama lain. Sedangkan teknik yang digunakan Brian may dalam intro gitar di lagu ini adalah teknik Palm Mute Picking yang kelak menjadi salah satu trademark musik heavy metal modern. 
Pada break pertama, Brian juga memainkan gitar dengan teknik yang sama pada bagian intro. Menyusul pada break kedua lagu ini diisi dengan solo drum Roger yang catchy dan permainan gitar Brian May yang tricky. Kembali Brian May menggunakan teknik multi-track dan harmonisasi suara gitar sehingga terdengar kembali seperti suara dua gitar yang dimainkan secara bersamaan. Lagu ini sangat direkomendasikan bagi anda pecinta musik progresif rock dan heavy metal. Direkomendasikan bagi pecinta progresif rock karena lagu ini merupakan contoh dari konsep Progresif Rock yang simpel tanpa perlu menggunakan orkestra ataupun alat musik canggih seperti Synthsizer. Bagi penggemar Heavy Metal, lagu ini bisa dikatakan salah satu katalisator atau lebih tepatnya bagian dari sebuah prototip awal dari konsep musik heavy metal berdekade-dekade setelahnya.

DOING ALL RIGHT
Lagu ini ditulis oleh Brian May pada saat masih bersama Tim Stafell dalam band Smile. Lagu ini juga kembali menunjukkan sebuah kecanggihan komposisi musik dari Brian May. Bagaimana tiga genre menjadi sebuah lagu (sebuah momen yang tentu terulang kembali pada lagu, Bohemian Rhapsody). Diawali pada bagian dua bait pertama lagu yang dibawakan dengan musik bernuansa nuansa Light Pop. Kemudian masuk pada nuansa pop akustik pada bagian bridgenya. Pada bagian interlude kita disuguhkan dengan performa musik bernuansa heavy metal 1970an dengan penekanan utama pada permainan gitar Brian dengan distorsi yang kuat. Lalu kembali pada bait awal dengan nuansa musik Light Pop kembali. Lagu ini juga sangat kuat dari segi harmoni vokalnya membuktikan bahwa Queen juga tidak hanya menekankan keindahan musikaitas saja tetapi kualitas vokal juga diperhatikan.

GREAT KING RAT
Merupakan lagu yang ditulis oleh Freddie Mercury.  Perubahan tempo lagu yang cepat ditambah dengan perpindahan kunci-kunci pada lagu yang juga cepat dan tiba-tiba, diperkuat dengan nuansa heavy distortion dari gitar Brian May yang ditutup dengan permainan drum yang agresif dari Roger Taylor. Lagu ini pun juga disisipi permainan ala Spanish Classic Guitar dari Brian May. Sehingga menjadikan lagu ini lebih bernuansa progresif rcok walaupun beberapa tulisan yang mengulas lagu ini menganggapnya sebagai sebuah prototip lagu heavy metal.

MY FAIRY KING
Merupakan lagu Queen pertama kali dengan Freddie Mercury bermain piano. Brian May yang terkesima dengan gaya permainan piano Freddie Merdury akhirnya menyerahkan untuk urusan instrumen piano sepenuhnya kepada Freddie Mercury setelah lagu ini selesai direkam. Lagu ini benar-benar semakin melekatkan label genre Progressif Rock kepada Queen pada awal tahun 1970an. Komposisi musik yang dibuat oleh Freddie termasuk yang sangat kompleks tidak kalah kompleksnya dengan Bohemian Rhapsody. Konon lagu ini menjadi pendorong berubahnya nama sang vokalis dari Farokh Bulsara menjadi Freddie Mercury (terinpsirasi dari lirik lagu tersebut "Mother Mercury, look what they've done to me.")
Lagu ini juga kental dengan gitar dari Brian yang di multi-track dan diharmonisasikan dari sejak intro hingga lagu ini selesai. Kemudian sepanjang intro tersebut kita akan mendengar suara vokal dari Roger yang mampu mencapai nada tertinggi. Teknik overdubbing vokal juga digunakan dalam lagu ini dan menjadi salah satu trademark Queen dalam lagu-lagunya (termasuk Bohemian Rhapsody).

LIAR
Merupakan lagu yang ditulis pada tahun 1970 oleh Freddie Mercury. Merupakan lagu yang cenderung heavy ketimbang bernuansa progresif. Permainan gitar Brian May yang agresif dengan distorsi yang kuat didukung juga dengan permainan drum yang agresif dari Roger taylor. Pada lagu ini John Deacon juga mulai memperlihatkan skillnya dalam memainkan gitar bass secara solo. Dalam lagu ini juga ditemukan satu hal yang dirasa cukup langka dalam beberapa lagu Queen lainnya yaitu penggunaan Hammond Organ oleh Freddie Mercury. Kita akan mendengar suara organ ini secara samar-samar dalam lagu ini.

THE NIGHT COMES DOWN
Lagu ini diciptakan oleh Brian May pada tahun 1970, setelah bubarnya Smile dan terbentuknya Queen. Pada tahun 1971, pihak studio De Lane Lea mengundang Queen untuk mengetes peralatan baru di studio tersebut sebagai gantinya Queen berhak untuk menggunakannya sebagai fasilitas membuat demo-demo albumnya sendiri. Queen segera menerima tawaran yang cukup menguntungkan ini dan dengan memanfaatkan fasilitas dari studio De Lane Lea. Lagu ini termasuk salah satunya yang direkam.
Dibuka dengan pukulan drum dari Roger taylor disusul dengan permainan gitar akustik Brian yang diiringi dengan permainan bass John Deacon. Lagu ini benar-benar cenderung bernuansa light pop dengan dominasi dari permainan akustik gitar dari Brian May yang diselingi dengan permainan bass dari John Deacon yang cantik. Lirik lagu ini secara keseluruhan mengangkat tema tentang sebuah perbandingan antara indahnya masa muda orang tersebut dengan kelamnya hidup yang ia hadapi ketika ia sudah dewasa, dimana ia merasa sangat ketakutan karena tidak ada yang menuntunnya dalam menjalani hidup.

MODERN TIMES  ROCK & ROLL
Merupakan lagu ciptaan Roger Taylor yang bergenreheavy rock n roll. Kemampuan Roger bernyanyi pun untuk pertama kalinya dimunculkan dalam lagu ini. Perpindahan chord yang sederhana dan diperkuat dengan tempo permainan drum Roger yang cepat dan permainan gitar Brian dengan distorsi yang berat lagu ini juga salah satu referensi yang sangat bagus bagi pecinta lagu-lagu Queen pada No Synth era.

SON AND DAUGHTER
Merupakan lagu yang diciptakan Brian May dan menjadi lagu ciptaan Queen yang pertama dibawa ke atas panggung pada tahun 1970. Lagu inilah yang kemungkinan besar menjadi titik serangan para kritikus musik yang berusaha menyamakan mereka dengan Led Zeppelin. Karena gaya permainan gitar Brian May, sedikit banyak mengikuti riff-riff gitar Jimmy Page (contoh lagu “Black Dog” memiliki riff-riff gitar yang mendekati riff-riff gitar lagu ini). Lagu ini sangat bernuansa bluesy namun didukung dengan distorsi gitar Brian yang sangat kuat, menjadikannya salah satu sampel lagu blues rock pada tahun 1970an sekaligus prototip musik Heavy Metal awal 1970an. 

JESUS
Merupakan sebuah lagu ini liriknya diambil dari cerita Jesus of Nazareth. Tanpa bermaksud menyinggung soal agama, lagu ini menarik karena lagu ini diciptakan oleh Freddie Mercury yang seorang Zoroastrian. Lagu ini juga memiliki kekuatan pada permainan gitar Brian May yang cukup lama dengan memainkan efek-efek yang cukup rumit. Vokal yang dihasilkan dalam lagu ini juga di overdub sehingga terdengar seperti paduan suara gereja.

SEVEN SEAS OF RHYE
Jangan bingung dengan versi yang nantinya muncul pada album Queen II. Versi ini baru merupakan materi instrumental yang ditulis oleh Freddie Mercury. Versi selengkapnya dengan vokal dan durasi yang lebih panjang baru bisa kita nikmati pada album Queen II.

Pada akhirnya sangat disayangkan, karena keterlambatan pihak Trident Studios dalam mempromosikan albumnya, pada akhirnya album ini tidak begitu berhasil di pasaran musik Inggris maupun Amerika Serikat. Harus diakui, album ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menggebrak pasar musik rock dunia apabila dirilis tepat pada waktunya. Album Queen ini juga semakin mempertegas pendapat banyak musisi terkait pengaruh Queen pada perkembangan heavy metal dan progresive rock. Di tengah keterbatasan waktu, tempat dan fasilitas Queen benar-benar menghasilkan sebuah karya musik heavy rock yang pada akhirnya menjadi inspirasi bagi generasi-generasi band rock maupun metal yang muncul sesudahnya.


Read More

Days of Our Lives (2011)-Review#01

Oleh : Jessie Manoppo
pernah diunggah pada catatan



Bagi saya Queen adalah grup musik yang sangat penting, karena mereka merupakan grup musik pertama yang saya sukai. Dan band yang pertama kali memperkenalkan saya pada musik rock. Saya pertama kali menyukai Queen pada saat saya kelas 6 SD dengan diperkenalkan oleh ibu saya. Kali ini saya akan memposting review saya mengenai DVD ini.


DVD yang dirilis pada tahun 2011 ini saya dapatkan dari ibu saya yang membelikan ini sebagai hadiah di ulang tahun saya yang ke-14 pada tahun 2013. 
Episode one berisi perjalanan Queen sebelum berdirinya Queen sampai sekitar tahun 1981. Di sini banyak interview- inteview personil Queen yang pernah direkam pada saat mereka muda dan juga interview Brian May, Roger Taylor, Roy Thomas Baker, bahkan ada interview Chris Smith yang merupakan keyboardist Smile, dan juga interview orang-orang yang berkontribusi untuk Queen yang direkam untuk DVD ini. 
Di sini juga banyak potongan konser-konser Queen yang rare banget. Ada interview John Deacon yang bener-bener pendiem banget.

Lanjut ke Episode Two yang berisi perjalan Queen dari tahun 1981 sampai 1991. Diawali dengan lagu 'Flash'. Sangat menyedihkan sekali karena di sini juga diceritakan tentang kematian Freddie Mercury. Di sini juga diceritakan tentang Freddie Mercury Tribute Concert yang digelar pada tahun 1992. Diceritakan juga tentang album Made in Heaven dan pensiunnya John  Deacon dari dunia musik.

Lalu ada Bonus Features menampilkan video yang belum pernah dilihat dari dari lagu-lagu Seven Seas of Rhye, Killer Queen, Somebody to Love, We Are the Champions, Crazy Little Thing Called Love, Under Pressure dan Radio Ga Ga. 
  • Video Seven Seas of Rhye yang merupakan potongan-potongan klip dari konser Queen. 
  • Video Killer Queen yang merupakan viedo klip dari lagu ini. Video Somebody to Love merupakan behind scene dari perekaman lagu ini. 
  • Video We Are the Champions dari behind the scene mereka saat merekam lagu ini. 
  • Video Crazy Little Thing Called Love merupakan behind the scene dari pembuatan video musik lagi ini sama dengan Radio Ga Ga. 
  • Video Under Pressure merupakan gabungan video dari klip-klip konser mereka.


Lalu ada additional scenes 'From Magic to Miracle 1986-1989', 'Going Slightly Mad: Making of Innuendo 1990-91', dan Made in Heaven 1995 yang bisa kita tonton jika membeli DVD/BluRay ini..

DVD
Foto: Koleksi DVD Jessie Manoppo
Read More

Friday, 20 February 2015

Queen Sepanjang Masa #1

oleh : Wicha Chalid

On your marks ..get set ..Go..!!

Karena sebegitu kuatnya gambaran Freddie Mercury di Queen, saat ia mati banyak orang beranggapan Queen sudah bubar. Brian May dan Roger coba terus menyalakan mesin Queen yang disebut Elton John sebagai mobil hebat di garasi. Kamu tinggal menyalakan dan tancap gas..bgitu katanya kira2 pada Brian May

May sempat ragu. Tapi akhirnya dia bismillah... On your marks get set go !!
dan mobil itu meluncur lagi. Tanpa john Deacon dan Freddie.

Hasilnya  Serangkaian tur dan balap grand prix mereka jalankan. Mereka mengajak orang-orang lama. Masih ada Manajer Jim Beach dan crew lain yang ikut. Mereka menggandeng orang baru. Paul Rodgers. Tur dunia dan album studio dirilis.  Hebat. Hebat!  Tapi masih banyak yang ga puas dengan Paul Rodger. 
Okey. Tarik anak muda. Adam lambert. Sukses? Pasti. Tunggu saja. Ini baru awal. Brian May sangat mampu mengelola atensi dan ambisi musiknya.

GREATEST GIFT
Saat ini, Meski ga pernah dikabarkan sebagai 3 atau 5 besar band tur termahal,  tapi Queen sudah on the track lagi. Konser-konser laris. Remaster laris. Merchandise laris .

Mereka masih lebih aktif dibanding Genesis yang konon jg sudah bubar karena Phil Collins keluar. Pink Floyd yg udah jarang turing. Led zeppelin yg gagal tur karena robert plant lebih suka promo tur album barunya sendiri. Bahkan jika Mick Jagger tetap ngambek akibat pertengkaran barunya dengan keith Richards, Queen akan melaju sebagai satu-satunya band besar 70an yang masih menggelar tur antar benua. Diluar Deep Purple. Kiss dan Rush tentunya. 

Kemampuan Brian May dan manajemen Queen sangat mengagumkan. Queen merilis Forever sebagai penanda kebangkitan ketiga mereka.  Kemasan standar,  deluxe sampai yang exclusive meteka rilis. Isinya 3 lagu olah ulang plus puluhan lagu-lagu lama ketukan lambat yang sebagian besar belum tertampung di komplasi Greatest Hits dan Deep Cuts. Momentumnya pas. Label Queen yang baru, Universal kini punya politik dagang yg lebih merendah dibanding EMI dulu. Lebih toleran bagi fans pelajar, mahasiswa dan pekerja berpenghasilan standar UMR. 
Jangan heran kalo bisa nemuin CD Queen remaster baru. Segel. Dihargain 50rb rupiah saja. Anggap saja ini sebagai kado besar. The Greatest Gift buat penggemar.

FOREVER
Kemunculan kembali Queen dengan album Forever dan remaster Queen Live at The Rainbow 1974 dan kesediaan Adam Lambert melepas karir solonya yg juga tengah menanjak d Amerika, menandakan mesin dalam kondisi sangat laik jalan . Siap untuk meluncur. Kemanapun ditarik dia akan naik. ...untuk kali ketiga Queen mempunyai semuanya...album, konser dan vokalis! Kali ini Queen akan memepet terus  the rolling stones dalam hal totalitas. Dalam sebuah wawancara di tahun 82 dengan torpedo twins Freddie ditanya apakah mereka-setelah anniversary ke 10- masih akan lanjut dengan Queen hingga next 10 taun kedepannya... Itu akan menyenangkan...katanya...bersama dengan Queen. Banyak yg ingin dia lakukan. Walau dia bilang tidak tau apk sanggup bertahan sebegitu lama. mengingat ia jg ingin menggarap album solo. Kita tau belakangan. Freddie mampu bertahan 20 taun dgn Queen. Bahkan Rogerrrr..  Roger yang selalu terlihat spt anak pesta..malah lebih tegas mengatakan ia ingin trus bekerja..ia ingin spt the rolling stones yg terus meluncur. Ini fakta yg sulit ditukar. andai saja rolling stones tidak lahir 10 taun lebih awal dari Queen, mungkin drummer stones charlie watts atau bahkan mick jagger sendiri yang akan berkata, kami ingin seperti Queen. Terus meluncur selamanya. Abadi. FOREVER.
***

(To be continued)...

Cuplikan Episode berikutnya:
Rocketship on theirway to mars

Queen menghasilkan ratusan lagu dahsyat. Puluhan mega hits dan show sekelas NASA dalam hal visi dan ambisi. Rocketship on theirway to Mars. Mereka termasuk grup papan atas untuk urusan show. Di tahun 78 ke atas ligting dan sound mereka sudah diatas  band2 rock elite seperti Genesis dari UK dan Kiss dari Amrik (cmiiw om nelwin) . Prestasi ini herannya tidak menggerus kreatifitas dan stamina mereka dalam berkarya. Penurunan kreativitas lazimnya terjadi set..........................................................

Read More

Made in Heaven (1995)-Review#01

Oleh: Arif Nur Cahyo
Rilisan Made in Heaven

Made In Heaven merupakan album studio ke-15 dari Queen yang dirilis pada 6 November 1995. Album ini merupakan album terakhir yang melibatkan seluruh personil Queen (setidaknya hingga album Queen Forever dirilis). Album ini sejatinya adalah sebuah album yang akan disiapkan untuk dirilis pada tahun 1993 begitulah yang tertulis dalam majalah Queen karya Ken Dean. Namun Freddie yang harus berjuang keras melawan penyakit HIV/AIDSnya yang semakin hari semakin parah pada akhirnya tidak mampu mengejar target tersebut. Pada tanggal 24 November 1991, sehari setelah pengumuman kepada publik tentang penyakitnya, Freddie menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kematian Freddie selain menyisakan duka yang mendalam bagi para personil Queen dan penggemar di seluruh dunia, juga meninggalkan beberapa PR materi rekaman yang belum terselesaikan karena Freddie saat itu sudah terlalu sakit untuk bisa menyelesaikan proses rekaman tersebut.

Materi yang tidak selesai tersebut merupakan dua lagu yang sempat Freddie rekam bersama personil Queen lainnya yaitu A Winter’s Tale, You Don’t Fool Me dan Mother Love. Kemudian Queen menambahkan dua lagu solo sebagai penghormatan khusus untuk Freddie yaitu Made In Heaven dan I Was Born to Love You dari album Mr.Bad Guy yang diaransemen ulang oleh Queen yang awalnya bernuansa beat menjadi musik heavy rock yang khas Queen. Queen juga membongkar kembali beberapa rekaman yang tidak dirilis seperti Too Much Love Will Kill You, Let Me Live,  It’s A Beautiful Day dan Heaven For Everyone.
Kaset Made in Heaven

Album ini merupakan sebuah kesuksesan yang pahit bagi Queen. Karena album ini dirilis di saat Queen masih belum lepas sepenuhnya dari dampak kehilangan seorang vokalis sekaligus bandleader mereka, Freddie Mercury. Justru di saat masa-masa berduka, album ini meluncur dengan suksesnya menyusul Innuendo yang sebelumnya memuncaki chart album di Inggris. Bahkan album ini mendapat empat sertifikat platinum menurut surat kabar The Guardian. Tidak hanya di Inggris, sebanyak 25 negara menempatkan album ini berada di puncak chart album mereka. Bahkan Brian May pada tahun 2013, mennyatakan bahwa album Made In Heaven ini merupakan “album Queen terindah yang pernah dibuat”

Berikut ini adalah review lagu-lagu dalam album Made In Heaven

IT’S A BEAUTIFUL DAY
Lagu ini merupakan usaha awal Freddie untuk membuat album solo dengan mencuri waktu pada saat-saat sesi rekaman album The Game (1980). Lagu ini pada awalnya hanyalah terdiri dari vokal yang diiringi oleh piano. Bagian orkestranisasi dari lagu ini (yang dikerjakan dengan Synthesizer) merupakan ide dari John Deacon. Lagu ini cocok buat sahabat-sahabat yang sedang memulai hari-hari baru, dengan segala sesuatu yang baru. Gambaran dalam lirik ini lebih menceritakan kepada seseorang yang merasakan suatu kebangkitan kembali setelah mengalami masa-masa terburuk dalam hidupnya.

MADE IN HEAVEN
Lagu ini aslinya adalah karya Freddie Mercury yang muncul dalam album solonya yaitu Mr.Bad Guy (1985). Lagu ini dalam wujudnya sebenarnya adalah lagu pop balada dengan dominasi penuh oleh sound pianonya. Melalui tangan dingin Brian, John dan Roger, lagu ini langsung berubah menjadi sebuah powerful ballad dengan distorsi gitar Brian May yang sangat kuat didukung dengan karakter vokal Freddie yang tak kalah kuatnya. 

LET ME LIVE
Lagu ini secara liriknya memiliki makna yang cukup dalam yaitu keinginan seseorang untuk mendapat kesempatan baru untuk memperbaiki hidupnya. Lagu ini menurut saya cukup unik karena untuk pertama kalinya lagu ini dinyanyikan secara bergantian oleh tiga personil sekaligus yaitu Freddie, Roger dan Brian. Backing vokal yang menyanyi dengan gaya seperti paduan suara di gereja membuat lagu ini semakin powerful. Lagu ini rencananya akan direkam dengan kolaborasi antara Queen dengan Rod Stewart dan direncanakan akan masuk ke album The Works pada tahun 1984 namun karena masalah hak cipta lagu ini tidak jadi dimasukkan ke album. Masalah hak cipta ini muncul karena kesamaan lirik lagu dengan sebuah lagu jazz Amerika yang dipopulerkan oleh Erma Franklin (1958) yang berjudul Piece of My Heart.

MOTHER LOVE
Merupakan satu dari lagu yang direkam oleh Freddie Mercury bersama Queen untuk yang terakhir kalinya. Lagu ini, bisa dibilang merupakan “tembakan salvo meriam terakhir” dari Freddie Mercury sebelum akhirnya benar-benar tenggelam dalam penyakit HIV/AIDS yang semakin mengganas hingga kematiannya pada 24 November 1991. Lirik dalam lagu ini lebih menceritakan kepada sebuah kerinduan akan kasih sayang ibunya, setelah mengalami perjuangan hidup yang keras dimana orang tersebut berusaha menyelamatkan diri dari kejamnya dunia yang dihadapi untuk kembali kepada dunia yang lebih indah yaitu dunia keluarga atau dalam pengertian lagu ini kembali kepada ibunya. Lagu ini diciptakan oleh Freddie Mercury dan Brian May, dan direkam saat kondisi badan Freddie yang naik turun. Ketika kondisi Freddie saat itu sudah benar-benar drop, ia memutuskan untuk rehat sejenak dan kembali ke London untuk beristirahat. Ia berjanji akan kembali ke Monterux dan menyelesaikan rekaman tersebut. Sayangnya, Freddie pun tidak kunjung hadir maka akhirnya Brian May menyelesaikannya bahkan ia juga menyanyikan bait terakhir dari lagu tersebut. Nuansa musik dari lagu ini pun juga sangat  gloomy  sangat menggambarkan kondisi Freddie yang saat itu berada pada ambang kematiannya. Instrumen dalam lagu ini didominasi oleh Keyboard yang dimainkan oleh Freddie dan petikan Gitar Brian yang lembut. Dalam lagu ini juga dipasang beberapa sampel lagu dari konser Wembley 1986 yaitu One Vision dan Tie Your Mother Down  serta sampel dari lagu Goin Back karya Goffin/King yang sempat direkam oleh Freddie Mercury dengan pseudonym Larry Lurex.

MY LIFE HAS BEEN SAVED
Deacon kembali menunjukkan kemampuannya sebagai penulis lagu-lagu balada Queen dengan kualitas yang tidak kalah dengan Freddie. Lagu ini pada awalnya diciptakan oleh Deacon pada sekitar tahun 1987-88. Dengan bantuan David Richards, John Deacon berhasil menyelesaikan lagu ciptaannya, khususnya di bagian Bass dan Keyboardnya, kemudian Freddie merekam vokalnya, dan akhirnya diselesaikan oleh seluruh personil Queen. Lagu ini dirilis sebagai side-B dari singel dari lagu Scandal pada tahun 1989. Ternyata, terjadi perbedaan aransemen dalam versi Made in Heaven dengan versi singelnya. Pada versi singel, kita akan mendengar intro gitar dan keyboard secara bersamaan pada awal lagu namun dalam versi Made In Heaven hanya intro Keyboardnya saja pada awal lagu sedang intro gitarnya baru akan kita dengar pada pertengahan lagu.  Pada versi Made in Heaven juga, John Deacon bermain Bass, Keyboard dan Gitar.

I WAS BORN TO LOVE YOU
Lagu ini sebelumnya juga merupakan lagu solo Freddie Mercury yang berasal dari album Mr.Bad Guy (1985). Lagu ini kemudian diaransemen ulang oleh Brian, Roger dan John dengan nuansa heavy rock khas Queen. Permainan gitar Brian yang sangat agresif dan permainan drum Roger yang tak kalah agresifnya mendorong kita untuk kembali kepada masa-masa kejayaan Queen. Dari suara drum dan gitarnya serta bassnya kita akan merasakan kembali suasana Magic Tour tahun 1986. 

HEAVEN FOR EVERYONE
Lagu ini diciptakan oleh Roger Taylor pada tahun1987. Sangat berbeda dengan lagu-lagu ciptaan Roger lainnya yang bernuansa heavy rock dan funk, lagu ini cenderung bernuansa pop. Lagu ini dikabarkan diciptakan untuk Joan Armatrading. Lagu ini kemudian direkam sendiri oleh Roger Taylor dan bandnya The Cross. Freddie yang berkunjung ke studio tempat Roger dan The Cross melakukan rekaman, memberi ide bagaimana cara menyanyikannya. Freddie pun akhirnya menyanyikan lagu tersebut. Lagu tersebut dirilis di Inggris pada tahun 1987 dalam album The Cross berjudul Shove It. Lagu ini kembali diaransemen oleh Queen untuk album Made In Heaven (1995). Perbedaan versi Queen dengan The Cross adalah adanya narasi cerita yang mengiringi lagu tersebut. Pada versi The Cross, pada awal lagu terdapat ada sebuah narasi cerita. Kemudian dalam versi The Cross, Roger yang sepenuhnya menjadi backing vokal Freddie sepanjang lagu tersebut. Sedangkan dalam versi Queen, Roger dan Brian yang menjadi backing vokalnya kemudian terdapat intro gitar dari Brian May pada pertengahan lagu. 

TOO MUCH LOVE WILL KILL YOU
Lagu ini sebenarnya direkam pada sesi album The Miracle (1989). Lagu ini ditulis oleh Brian May, Elizabeth lamers, dan Frank Musker. Album ini sebenarnya direncanakan untuk masuk ke dalam album The Miracle, namun penyelesaian soal legalitas lagu tersebut dengan perusahaan yang menanungi Lamers dan Musker ternyata berbelit-belit sehingga diputuskan untuk tidak jadi di rilis. Ketika sesi rekaman Made in Heaven dimulai, Brian, John dan Roger mulai memodifikasi lagu tersebut dengan menggabungkan materi rekaman yang lama yang hanya terdapat vocal dan piano Freddie saja dengan rekaman instrumental Queen yang baru. Lagu ini menceritakan mengenai dampak menyedihkan dari seseorang ketika ia jatuh cinta terlalu dalam berikut beberapa bait yang menceritakan hal tersebut
Too much love will kill you
Just as sure as none at all.
It'll drain the power that's in you
Make you plead and scream and crawl
And the pain will make you crazy
You're the victim of your crime
Too much love will kill you
Every time

Too much love will kill you
It'll make your life a lie
Yes, too much love will kill you
And you won't understand why
You'd give your life you'd sell your soul
But here it comes again
Too much love will kill you
In the end...
In the end.
Dua bait ini menurut saya sudah cukup menjelaskan maksud lagu yang disampaikan. Ketika seseorang berusaha untuk mencintai pasangannya secara membabi buta berdasarkan lagu ini hanya membuang banyak energi, apalagi bila cinta tersebut berakhir dengan kegagalan maka perasaan sakit yang dirasakan akan sangat luar biasa dan pada akhirnya dia akan melakukan sesuatu yang justru merusak dan membahayakan dirinya sendiri. Bahkan terakhir menceritakan suatu dampak mengerikan lainnya yaitu ketika seseorang yang sudah sangat mencintai pasangannya akhirnya, kehilangan jati dirinya yang sesungguhnya.

YOU DON’T FOOL ME
Lagu ini juga merupakan lagu yang termasuk tiga lagu terakhir yang direkam Queen bersama Freddie Mercury.  Kita yang baru mendengarnya agak sedikit tertipu karena sound dari lagu ini akan membuat kita mengira bahwa lagu ini merupakan lagu dari sesi album Hot Space yang tidak dirilis, padahal sebenarnya lagu ini memang benar-benar sebuah materi album baru yang akan dipersiapkan oleh Queen. Dalam konteks liriknya lagu ini jika disandingkan bersama Play the Game dan It’s A Hard Life sebagai trilogi lagu Queen yang menceritakan tentang kerasnya perjuangan hidup.

A WINTER’S TALE
Diklaim sebagai lagu Queen yang ditulis oleh Freddie Mercury untuk yang terakhir kalinya. Lagu ini terinspirasi dari keindahan salju di Swiss ketika sedang dalam proses rekaman album di Montreux Mountain Studio. Lagu ini bisa dibilang titik puncak perjuangan Freddie dalam melawan penyakitnya. Freddie benar-benar mencurahkan seluruh tenaganya untuk menyelesaikan secara penuh lagu ini. Permainan gitar Brian May yang lembut juga semakin memperkuat unsur emosional dari lagu ini. 

IT’S A BEAUTIFUL DAY (REPRISE)
Merupakan kelanjutan dari lagu It’s A Beautiful day dengan beberapa modifikasi seperti menempelkan track lagu “Seven Seas of Rhye” pada lagu tersebut. Lagu tersebut diakhiri dengan teriakan Yeah khas Freddie.
CD Made in Heaven (remaster 2011 dan 1995)


Queen telah menunjukkan komitmennya dalam bermusik walaupun masih dalam kondisi duka yang sangat mendalam karena kehilangan seorang vokalis sekaligus pemimpin band mereka, Freddie Mercury. Kematian Freddie Mercury sepertinya memberi dampak yang cukup signifikan bagi kesuksesan album Made In Heaven di pasaran musik dunia. Dengan adanya tiga lagu yang direkam pada hari-hari terakhir Freddie menjelang kematiannya menjadi daya tarik tersendiri. Bisa dikatakan album ini adalah sebuah “Kesuksesan Pahit bagi Queen”.

Foto: Koleksi Danang Suryono
Read More

Saturday, 7 February 2015

Wembley

Catatan: Danang Suryono

Final piala FA tahun 2015 masih akan berlangsung pada 30 Mei 2015, dan seperti biasa tradisi final seru  akan digelar di stadion keramat Wembley .

Wembley yang keramat
Stadion Wembley memang keramat....dan itu termasuk bagi Queen 

Queen menjadi salah satu band yang bisa konser pada stadion keramat tersebut. Pada 13 Juli tahun 1985. Queen berpartisipasi pada konser amal legendaris Live Aid  yang digelar di 2 tempat Stadion Wembley (London) dan Stadion JFK (Philadelphia). Mereka tampil dalam event yang bersama dengan legenda musik rock seperti Led Zeppelin (formasi reuni tanpa Bonzo tentunya yang perannya diambil oleh Phil Collins), The Who, Black Sabbath, Status Quo, David Bowie, Elton John serta bintang masa itu seperti U2, Dire Straits, Judas Priest, Madonna hingga Duran Duran.
Penampilan Queen di konser amal untuk menanggulangi kelaparan di Afrika Live Aid, bisa ditonton melalui serial DVD Live Aid pada disc 2 dari 4 keping DVD, lalu pada DVD/Bluray Queen Rock Montreal & Live Aid serta tentunya juga melalui youtube.,

4 DVD Live Aid & DVD Queen Rock Montreal & Live Aid


Tampil di sore menjelang malam pukul 18:41, setelah Dire Straits tampil dengan "Money for Nothing" (bersama Sting), serta "Sultans of Swing", Penampilan Queen dimulai dengan penggalan "Bohemian Rhapsody", Freddie berkaos singlet putih bercelana jeans ketat tampil menyanyi sambil bermain piano. yang disambung dengan "Radio Ga Ga" Single hits terbaru mereka (saat itu).Lagu ini sungguh gampang memancing interaksi dengan penonton yang memadati stadion keramat itu.

Bermain Piano pada Bohemian Rhapsody

Radio Ga Ga


Setelah "Radio Ga ga" Freddie mengajak penonton ber deeooooo,  deeooooo..... didadidadidadidado dan disambung dengan teriakan Hey...hey...hey..."Hammer to Fall," sebuah nomor straight rock segera memanaskan Wembley. 

"Crazy Little Thing Called Love" menjadi nomor berikut dimana Freddie bernyanyi sambil memainkan fender telecaster. Sementara Brian May sendiri bergantian memainkan 3 gitar, dan salah satunya tentu saja Red Special.

"Crazy Little Thing Called Love "

Queen memuncaki penampilan sore itu dengan penggalan "We Will Rock You" dan menutupnya dengan "We Are The Champions." 

"We Are The Champions"

 Sebagai penggemar Queen, IMHO Penampilan selama 20 menit rasanya kurang, namun mengingat puluhan artis bermain dalam 2 stage di Stadion Wembley serta Stadion JFK di Philadelphia Queen harus rela berbagi panggung dengan durasi 20 menitan tersebut.
Disamping itu kamera terlalu Freddie sentris, praktis John Deacon, Roger Taylor dan Brian May tidak terpapar kamera.
Meskipun tampil bersama dengan band besar seperti disebut diatas, Menurut hasil jajak pendapat yang dilakukan belakangan ini, penampilan Queen dinilai sebagai bagian pertunjukan konser Live Aid yang terbaik (http://news.bbc.co.uk/2/hi/entertainment/4420308.stm)
Setahun setelah konser Live Aid, Pada tahun 1986 Queen kembali menggelar konser akbar selama 2 hari di Wembley dalam rangkaian konser Magic Tour di Eropa, yang nantinya akan muncul dalam DVD Live  at Wembley.

Live at Wembley (koleksi DananG)


Bahkan setelah Freddie meninggal karena aids, konser tribute nya pun juga digelar di Wembley pada 20 April 1992
Wembley memang keramat..................

Read More

Friday, 6 February 2015

Deep Cuts (2011)-Review#01


Deep Cuts diantara 5 album awal Queen
Koleksi Danang Suryono

Queen merupakan sebuah band yang sangat popular di era 80 an, saat masih adanya kaset bajakan resmi nyaris tidak ada remaja yang tidak mengenal Queen. Lagu semacam I Want to Break Free, Bohemian Rhapsody, Love of My Life, Under Pressure, Radio Gaga, Save Me, Another One Bites The Dust, Bicycle Race, Somebody to Love, Don’t Stop Me now, We Will Rock You hingga We Are The Champions nyaris bersliweran dikuping dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini dipicu album semacam The Game (1980), Hot Space (1982) dan The Works (1984) dengan warna disco rock yang merupakan musik gelombang baru dipertengahan 80 an.

Meskipun banyak mengenal lagu-lagu diatas, namun ternyata banyak orang yang tidak mengenal lagu Queen di era awal, dimana Queen memainkan music progressive dan Hard Rock.

Ditahun 2011, bertepatan dengan 40 Tahun Queen dirilis lah album kompilasi Deep Cuts, Volume 1. Yang dipungut dari lima album pertama mereka yaitu Queen (1973), Queen II dan Sheer Heart Attack (1974), A Night at The Opera (1975) dan A Day at the Races (1976). Meskipun periode ini juga menghasilkan lagu lagu popular seperti Keep Yourself Alive, Killer Queen, You're My Best Friend, '39, Love of My Life, Bohemian Rhapsody, Somebody to Love, Teo Torriatte (Let Us Cling Together) namun dalam album ini pilihan lagu nya justru diluar dari pilihan lazim tersebut. Queen memilih Lagu-lagu yang kurang dikenal, tapi bagi penggemar Queen maupun penggemar rock, mampu mencuatkan kekuatan  dahsyat mereka. Lagu-lagu pilihan disini jelas menyiratkan pesan kuta bahwa Queen tidak hanya menghasilkan "Bohemian Rhapsody".

Empat belas lagu dalam album kompilasi ini menggambarkan bahwa Queen adalah band ditengah keterbatasan fasilitas rekaman saat itu (mereka baru bisa rekaman di sela jam-jam kosong studio demi menghemat pengeluaran), namun mampu menghasilkan karya yang luar biasa. Mereka bahkan sempat bangkrut karena ditipu oleh manajer nya  (Norman Sheffield) yang akhirnya di tuangkan dalam lagu "Death on Two Legs (Dedicated to...)" Dengan kegigihan dan keyakinan yang mampu membuat mereka tetap bertahan hingga datangnya  sukses album A Night at the Opera.
Lagu-lagu pada album ini dipilih langsung oleh Brian May, Roger Taylor, dan Taylor Hawkins (drummer the Foo Fighters). Coba simak Tracklist dalam album ini:
01-Ogre Battle
02-Stone Cold Crazy
03-My Fairy King
04-I'm In Love With My Car
05-Keep Yourself Alive
06-Long Away
07-The Millionaire Waltz
08-'39
09-Tenement Funster
10-Flick of the Wrist
11-Lily of the Valley
12-Good Company
13-The March of the Black Queen
14-In the Lap of the Gods...Revisited

Mungkin kecuali Keep Your Self Alive, rasanya selain penggemar berat Queen, jarang yang kenal lagu-lagu diatas. Ogre Battle, Stone Cold Crazy, My Fairy King, Keep Yourself Alive menunjukkan sisi hard rock/speed metal mereka (Stone Cold Crazy dicover oleh Metallica dalam album Garage Inc). Sementara trilogy Tenement Funster-Flick of the Wrist-Lily of the Valley (dicover oleh Dream Theater pada album Black Clouds & Silver Linings  ). dan The March of the Black Queen menunjukkan wajah progressive rock Queen.
Dalam lagu  I'm In Love With My Car (vocal oleh Roger Taylor), Long Away (vocal oleh Brian May) juga menunjukkan bahwa tidak hanya Freddie Mercury yang bisa bernyanyi dengan baik.

The Millionaire Waltz, '39, Good Company, In the Lap of the Gods...Revisited menjadi bukti kepintaran Queen dalam mengeksplorasi musikalitas mereka.
Rasanya album kompilasi ini merupakan album wajib yang harus dimiliki oleh bukan hanya penggemar Queen, namun juga oleh penggemar music Rock

Read More

Thursday, 5 February 2015

Jazz (1978)-Review#01


“Queen hasn't the imagination to play jazz — Queen hasn't the imagination, for that matter, to play rock & roll” (Dave Marsh, Rolling Stone, 8 Februari 1979). Sebuah petikan pedas dari salah seorang redaktur Rolling Stones ini mungkin cukup membuat hati para fans Queen yang membacanya mendidih seperti sayuran rebus yang sudah matang. Namun petikan pedas ini membuat album ini menjadi menarik untuk kembali di bedah untuk menunjukkan apakah Dave Marsh ini benar atau adakah sesuatu yang menarik atau setidaknya sesuatu yang mematahkan pernyataan Dave Marsh tersebut.
CD Jazz

Jazz merupakan album studio ketujuh yang dirilis oleh Queen pada tanggal 10 November 1978. Album ini dibuat sejak bulan Juli hingga Oktober 1978 di Mountain Studios, Montreux, Swiss dan Super Bear Studios, Berre Les Alps, Perancis. Album ini juga merupakan sebuah ajang reuni singkat Queen dengan produser lamanya, Roy Thomas Baker setelah dua album sebelumnya yaitu A Day At The Races dan News Of The World di produksi oleh Queen secara mandiri. Album ini mendapat pujian juga mendapat kritikan yang tak kalah kerasnya. Salah satu celah kritik tersebut adalah penggunaan nama album dengan konten musik yang sangat berlainan.

MUSTAPHA
Lagu Mustapha ini menunjukkan bahwa ketimbang menunjukkan citarasa musik Jazz, Freddie lebih berminat untuk membuat eksperimen kecil dengan musik heavy rock dengan nuansa Timur Tengah. Lirik lagu ini bersifat trilingual dengan menggunakan Bahasa Inggris, Arab dan Persia. Walaupun mayoritas bahasa dalam lirik tersebut masih diperdebatkan namun kita masih bisa memahami beberapa lirik Inggris dan Arab didalamnya (seperti kata Allah, Mustapha, Ibrahim, Assalamu’alaikum, Alaikum Salam). Analisis pribadi untuk saat ini yang bisa diduga adalah bahwa lagu ini mencerminkan kecintaan Freddie pada tanah kelahirannya, Zanzibar yang mayoritas penduduknya beragama Islam atau kecintaan terhadap keluarganya yang memiliki darah Persia yang cukup kental. Harus diakui lagu Mustapha ini cukup penting karena melalui lagu ini kita bisa mendapatkan gambaran mengenai sebuah konsep Arabian Heavy Rock. Ulikan gitar Brian, petikan bass John, serta cengkok vokal dan  Freddie menghasilkan sebuah musik Rock yang dipadukan dengan alunan nada khas musik Timur Tengah yang cukup kental. 

FAT BOTTOMED GIRLS
Riff gitar Brian yang heavy, harmoni vocal Brian dan Freddie, gebukan drum Roger yang sangat kuat serta permainan sliding bass John yang keren, membuat lagu ini menjadi salah satu lagu heavy rock Queen yang difavoritkan. Serta dari beberapa review yang saya baca, ternyata untuk pertama kalinya Queen memainkan sebuah lagu dengan settingan nada dasar D untuk gitar dan bass (dikenal dengan istilah Drop-D Tune). Dalam versi live, Harmonisasi vokal dilakukan dengan susunan Freddie yang menyanyikan seluruh lagunya, Roger bagian harmonisasi vokal untuk nada tingginya, dan Brian untuk nada rendahnya. Lagu ini memiliki pasangan khusus yang kebetulan berada dalam album yang sama yaitu Bicycle Race. Perhatikan persilangan bait lirik diantara kedua lagu tersebut ketika menjelang Coda (akhir lagu) terdengar perkataan Freddie “Get on your bikes and ride” yang mengacu kuat kepada lagu Bicycle Race serta pada lagu Bicycle Race pada bagian bridge yaitu “fat bottomed girls they’ll be riding today” 

BICYCLE RACE
Lagu Bicycle Race terinspirasi dari acara perlombaan sepeda tingkat internasional di Perancis, yang dikenal dengan Tour de France. Ketika Queen sedang dalam proses pembuatan album Jazz di Perancis. Freddie Mercury yang secara tidak sengaja menonton perlombaan tersebut (karena lokasi rekamannya tidak jauh dari rute perlombaan tersebut. Lagu ini terlihat sederhana dan cukup mudah ditangkap oleh para penggemarnya terutama pada bagian awal lirik dan reffrainnya. Namun dalam konteks musikalitasnya harus diakui lagu ini memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Intro gitar Brian May dalam lagu ini merupakan salah satunya. Harus diakui suara gitar Brian yang telah di-multitrack-kan meghasilkan sebuah harmonisasi gitar yang sangat unik namun sangat tricky sehingga orang awam mengira Brian mempunyai kecepatan tangan yang luar biasa atau ada dua gitar yang dimainkan padahal itu merupakan sebuah trik bunyi gitar khas Brian May. Teknik gitar ini hanya satu dari kerumitan yang dijumpai. Penggunaan chord yang sangat tidak biasa, penggunaan dua birama dalam satu lagu, serta teknik multi-track vocal warisan dari lagu Bohemian Rhapsody. 

Bicycle Race juga terkenal karena video klipnya yang  kontroversial yaitu sebuah perlombaan sepeda yang diikuti oleh 65 perempuan dengan tidak menggunakan busana sama sekali. Proses shooting video ini dilakukan di Stadion Wimbledon oleh Dennis de Vallance. Video ini telah mengalami proses sensor bahkan dilarang di beberapa negara. Pihak Queen sendiri akhirnya harus membayar ganti rugi untuk sadel sepeda yang sudah digunakan.

JEALOUSY
Merupakan satu dari lagu balada Queen yang dijumpai dalam album ini (lainnya adalah In Only Seven Days dan Leaving Home Ain’t Easy) Lagu ini benar-benar menggambarkan tentang perasaan seorang pencemburu yang menyesali posisinya (sebagai seorang pencemburu pastinya). Ekspresi ini dipertegas pada bagian lirik “To fall in love was my very first mistake”. Sepanjang lirik ini terlihat bahwa lagu ini ditujukan kepada pasangan yang dianggap oleh sang penulis lagu sebagai penyebab dirinya berubah menjadi seorang pencemburu. Bahkan pada akhir liriknya ia tidak peduli apabila ia harus hidup atau mati asalkan ia tidak kehilangan kekasihnya. Benar-benar curahan hati seorang pencemburu yang sangat indah untuk didengar.

Mengenai musik harus diakui ada satu poin unik dari kreativitas Queen disini. Apabila kita mendengarkan secara seksama suara petikan gitar dalam lagu ini bukanlah seperti gitar akustik biasa melainkan lebih menyerupai sebuah Sitar (alat musik petik asal India). Namun yang terjadi sebenarnya adalah Brian tidak bermain Sitar. Ia hanya memasang sehelai dawai piano di bagian fret gitar sehingga menghasilkan bunyi mendengung layaknya suara Sitar. Info menarik dari Lagu ini adalah sang beruang merah, Uni Soviet menempatkan lagu ini sebagai satu dari Official Song for 1980 Moscow Summer Olympics.

IF YOU CAN’T BEAT THEM
“Ballad and Soulful” itulah dua kata yang bisa diberikan untuk menggambarkan penulisan lagu dan aransemen musik ala John Deacon. Pada tahun 1970an Deaky banyak menulis lagu-lagu yang bersifat relaxing seperti Misfire dan Who Needs You kemudian beberapa lagu balada seperti You’re My Best Friend,You And I, dan di album Jazz sendiri yaitu In Only Seven Days. Tapi untuk kasus lagu yang satu ini, Deaky membuat kejutan dengan menulis lagu yang memiliki nuansa musik rock yang kental. Bahkan gitar solo dalam lagu ini disebut sebagai solo gitar terlama diantara lagu-lagu album studio Queen manapun karena durasinya mencapai dua menit. 

LET ME ENTERTAIN YOU
Lirik dalam lagu ini menggambarkan kecintaan Queen kepada audience dan bentuk kesiapan Queen untuk menghibur penontonnnya kapanpun dan dimanapun mereka berada. Lagu ini secara tidak langsung sebagai wujud terima kasih Queen kepada EMI dan Elektra yang saat itu berperan sebagai distributor bagi album-album Queen.

DEAD ON TIME
Benar-benar lagu Queen yagn sangat ideal untuk dibawakan secara live walau pada kenyataannya sepanjang tour Jazz, Queen tidak pernah membawakan lagu tersebut. Lagu ini benar-benar mencirikan konsep musik traditional heavy rockala Queen. Permainan gitar yang cepat dan agresif ditunjang oleh permainan drum Roger yang memiliki tingkat kecepatan yang cukup luar biasa dan intens. Lagu ini juga sekilas memiliki kemiripan dengan lagu Keep Yourself Alive terutama riff-riff gitarnya Brian May. Lagu ini ditutup dengan suara petir yang berasal dari suara recorder portabel milik Brian May yang sebelumnya mengambil rekaman dari suara hujan petir ketika rekaman berlangsung.

IN ONLY SEVEN DAYS
Lagu balada Queen yang indah dan simpel (dalam kasus lirik). Lagu ini hasil kreasi dari John Deacon. Lagu ini bisa dibilang bentuk pertanggung jawaban penuh Deacon terhadap karyanya. Dia yang memainkan gitar akustik dan juga gitar elektriknya. Lirik lagu ini bila kita cermati adalah sebuah gambaran kisah unik tentang seorang pria yang bertemu dengan seorang gadis yang tidak ia kenal saat sedang berlibur namun hingga akhir liburan ia tidak kunjung berhasil menaklukkan gadis itu hingga masa liburan sang pria berakhir.

DREAMERS BALL
Bisa dibilang satu-satunya lagu Queen yang menghormati nama cover albumnya (yaitu Jazz). Karena lagu ini satu-satunya yang benar-benar memiliki unsur nuansa Jazz yang cukup kental. Lagu ini dibuat oleh Brian May sebagai penghormatan kepada Elvis Presley yang meninggal pada tanggal 16 Agustus 1977. Gaya musik Jazz yang digunakan Brian dalam lagu ini menggunakan gaya musik Jazz starndart tahun 1930-an. Sebagai pengganti brass section yang menjadi bagian tak terpisahkan dari musik tersebut, Brian memanfaatkan membagi sound gitarnya menjadi tiga bagian yang diharmonisasikan sehingga terdengar seperti suara brass section dalam musik Jazz.

FUN IT
Lagu ciptaan Roger Taylor ini muncul dengan konsep yang sangat unik bahkan bisa dibilang lagu ini tidak seharusnya berada dalam album Jazz, mungkin lebih tepatnya labum Hot Space (1982). Karena lagu ini lebih bernuansa funk ketimbang jazz ataupun rock. Walaupun unsur musik rock dalam lagu ini masih terjaga dengan keberadaan riff-riff gitar dari Brian. Pada lagu ini untuk pertama kali Roger Taylor melakukan sebuah terobosan dengan menggunakan drum elektronik. Padahal dalam pakem musik Queen tahun 1970an sangat dihindari penggunaan Synthesizer dan Drum Elektrik. 

LEAVING HOME AIN’T EASY
Merupakan sebuah musik folk ballad dari Brian May. Kekuatan utama pada lagu ini adalah intro piano dari Freddie, sound gitar akustik yang sangat dominan sepanjang lagu ini serta yang paling mengejutkan adalah kenyataan bahwa lagu ini untuk bagian vokalnya semua dinyanyikan oleh Brian May sendiri. Mulai dari untuk suara utamanya, maupun bagian harmonisasinya bahkan apabila kita mendengar bagian vokal yang mendekati range falsetto pada bagian Bridge, jangan langsung mengambil dugaan bahwa itu Freddie. Semua bagian vokal dari lagu ini dikerjakan oleh Brian May seluruhnya. 

DON’T STOP ME NOW
Siapa tak kenal lagu ini. Sebuah lagu yang menjadi satu dari trademark Queen sepanjang masa (selain Bohemian Rhapsody, We Will Rock You, dan We Are The Champions). Lagu ini didominasi oleh petikan bass Deacon, tabuhan drum Roger dan suara denting piano Freddie. Brian May hanya ambil bagian untuk solo gitar yang sangat pendek durasinya dan bagian backing vokal.  Harmoni vokalnya juga menjadi kekuatan tersendiri bagi lagu ini. Donald A. Guarisco dalam reviewnya di All Music.com pada tahun 2011 menggambarkan bahwa harmoni vokal dalam lagu ini merupakan sebuah contoh bagaimana sebuah harmoni vokal Queen bisa dimainkan untuk petunjukan chorus line (grup tari yang mampu menari dan menyanyi secara serentak dan biasanya digunakan untuk pertunjukkan Broadway)

MORE OF THAT JAZZ
Pada album A Night At The Opera (1975) kita disuguhkan dengan sebuah lagu yang mengekspresikan kemarahan Freddie Mercury yang berjudul Death On Two Legs (Dedicated To…) maka pada album Jazz ini kita akan mendengar ekspresi kemarahan Roger Taylor dalam lagu More of That Jazz. Lagu ini mengekespresikan kemarahan Roger Taylor terrhadap kondisi masyarakat Inggris saat itu yang saat memarginalkan musik Rock n Roll. Pada lagu inilah kekuatan vokal Roger mencapai puncaknya setelah sebelumnya di lagu In The Lap Of The Gods di Album Sheer Heart Attack (1974). Info ditemukan di situs wikipedia adalah sebuah kejutan khusus untuk lagu ini. BIG CREDITS FOR ROGER MEDDOWS TAYLOR WHO PLAYED THE ENTIRE INSTRUMENTS IN THIS SONGS. Dia bermain drum, gitar elektrik, bass, sekaligus menyanyi. Pada bagian outro terdapat potongan lagu-lagu album Jazz lainnya seperti Mustapha, Bicycle Race, dan Fat Bottomed Girls. 

Pada akhirnya, harus diakui bahwa album Jazz ini memang agak sedikit menipu banyak kalangan musik pada saat album itu dirilis sehingga wajar apabila majalah musik internasional seperti Rolling Stone melontarkan kritik yang sangat pedas. Namun justru bila kita simak dan dengarkan album ini baik-baik cukup banyak terobosan yang dilakukan oleh Queen yang bahkan belum tentu band lain pun benar-benar mau dan serius untuk mencobanya. Mulai dari konsep Arabian Heavy Rock dalam lagu Mustapha, Bicycle Race dengan konsep perpindahan chord gitar yang sangat tidak biasa untuk sebuah lagu rock, hingga trik suara gitar harmoni Brian pada lagu Dreamers Ball. Maka tidak heran mengapa album Jazz pada satu sisi sangat dikagumi namun di sisi lainnya di kritik habis-habisan walau masalah dari kritik tersebut adalah perbedaan nama pada album dengan konten musiknya

Read More

Gathering 2011 #01

Inilah ngumpul-ngumpul pertama beberapa penggemar Queen yang menjadi tonggal awal Queenindo. Berawal dari sebuah group di facebook yang dimotori oleh anak anak muda penggemar Queen seperti Angga, Kalam, Togi dan beberapa teman lain, sehingga menjadi seperti sekarang.
Ngumpul ngumpul pertama dilakukan di foodcourt Sarinah Thamrin yang dihadiri oleh Wicha, U-Get old rock, Kakang Djoko, Agustino Pandapotan, Danang Suryono dan Kalam Rachman.








Read More

Let Me In Your Heart Again~ U,u

Oleh : Sherly Febrina Iskandar
Pernah di post pada http://shereighties.blogspot.com/2014/11/let-me-in-your-heart-again-uu.html

CD Queen Forever rilisan UMI

Tanggal 10 November 2014, album teranyar Queen berjudul Forever rilis. Ada 3 lagu baru yang dimasukin di album tersebut. Salah satu lagu baru yang ada di album itu berjudul Let Me In Your Heart Again. Kabarnya lagu ini nyelip di arsip track Queen gitu. Bisa tau-tau nyembul karena ditemuin sama opa Brian May.

Lagunya enak sekali sodarah-sodarah. Pas nonton videonya di channel yutub resmi Queen, gue sempet speechless dan menitikkan air mata. Lebay, memang. Abis gimana dong? Gue kan fans yang mulai kenal Queen pas Eyang Freddie udah meninggal. Terus Queen-nya juga udah gag pernah ngeluarin album baru lagi setelah Made In Heaven di tahun 1995. Cosmos Rocks gag gue itung sebagai albumnya Queen karena yang nyenyong disitu bukan Eyang Freddie dan se-album gag ada rasa Queen-nya acan.

Udah gitu ya, gue kan udah khatam banget sama semua lagu di album Queen. Hapal bener sama timbre si Eyang pas nyenyong. Mau bosen, gag bisa. Abisan si Eyang udah gag bisa disuruh nyenyong lagi. Jadi gag bisa ngarepin ada hal baru yang bisa didengerin lagi selain nanti kalo-kalo Opa Brian dan Opa Roger ngajak Adam Lambert masup studio buat ngalbum.

Terus ada lagu baru ini, rasanya sepesial banget. EYANG FREDDIE IDUP LAGI! *kayang*

Track ini direkam di era album The Works tahun 1984. Gue lupa kenapa waktu itu lagu ini gag ikutan di album The Works. Yang jelas, berkat lagu inilah Opa Brian May kepikiran supaya Queen ngeluarin album baru.

Di yutub, ada 2 versi dari lagu ini. Satu yang versi album, satunya lagi versi remix William Orbit. Dua-duanya enak bok. Yaoloh. Yang versi album rasanya Queen banget sampe pen mewek denger suara Eyang Freddie yang sungguh heavenly. Sementara yang versi William Orbit saking enaknya itu remix-an, bawaannya pen sambil sumpah serapah dengerinnya. Asli deh. Versi William Orbit tuh sangat kental sekali rasa diskonya. #Popskii sampe girang banget pas denger bagian-tertentu-di-menit-ke-berapa-gue-lupa. "Sudah lama gag denger jedag-jedug yang kayak gini," katanya.

Video klip di kedua lagu ini pakek potongan-potongan dari beberapa video klip dan konsernya Queen. Ada juga yang diambil dari video klip solo-nya Eyang Freddie. Aduh itu clip-clip yang diambil dari video clip solo-nya Eyang Freddie tuh sanggup bikin para pecinta Freddie Mercury garis keras macem gue dan kak Butet meleleh salting. Kok bisa? Abisan itu si Eyang di shoot close up maksimal pas dianya liat ke arah kamera dong. Gimana gag ketar-ketir liatnya? Berasa kek lagi dipelototin face to face. >,<

Sungguhlah entah karena kurang baca jadinya perbendaharaan kata gue kurang ato emang lagu ini saking enaknya gue ampe gag bisa mendeskripsikannya di sini. Jadi baiknya pada langsung denger lagunya aja deh ya. Dan siap-siap merasa deg-degan kayak dipelototin sama Eyang Freddie Mercury pas nonton video klip-nya.

Ingin diskusi dan ngumpul dengan penggemar Queen Indonesia? gabung disini
Read More

Wednesday, 4 February 2015

Queen-Rock Montreal

“Hello Montreal...long time no see. You Wanna Get Crazy”

Teriakan lantang itulah yang muncul dari mulut Freddie Mercury sesaat setelah Queen menuntaskan We Will Rock You sebagai nomor pembuka konser mereka di Montreal pada November 1981. 

Setelah itu langsung meluncur nomor Let Me Entertain You yang seolah menegaskan Queen akan menghibur dengan musik rock untuk meliarkan sekitar 18.000 penonton yang memadati arena.

Konser yang digelar tahun 1981 ini adalah dalam rangka tour promo album The Game (1980) dan dihelat sebelum album Hot Space (1982) dirilis.
Super Freddie


Freddie tampil menggunakan busana putih-putih, celana dan sepatu putih, singlet putih dengan logo Superman, yang dilepas saat lagu Now I’m Here. Bahkan pada lagu Another One Bites The Dust Freddie tinggal hanya menggunakan celana pendek ketat berwarna putih.
John Deacon berbusana mencolok, mengenakan celana jeans biru muda dan dipadukan dengan t-shirt dengan warna yang sama.
Brian May mengenakan Celana Jeans Hitam, berkemeja lengan panjang putih serta menggunakan rompi bermotif sarang laba-laba, sementara Roger Taylor mengenakan semacam sweater warna abu-abu.


Bagaimana Queen memamerkan kelihaian berinteraksi dengan penonton, tergambar pada video ini. Freddie Mercury selain memperlihatkan kemampuan bermain piano, dia juga terlihat sangat mahir dalam berkomunikasi dan mengarahkan penonton.

Love of my Life

Nomor menarik muncul saat Freddie & May memainkan Love of My Life secara akustik, serta saat Queen membawakan Under Pressure (Freddie tampil tentunya tanpa duet dengan David Bowie).
Roger Taylor tampil sebagai vocalis pada lagu I’m in Love With My Car dan melakukan solo drum serta tympani ditengah  lagu Keep Your Self Alive.

Queen juga meng cover lagu Jailhouse Rock, setelah memainkan nomor rock n roll, Crazy Little Thing Call Love (Freddie memainkan gitar akustik dalam nomor ini, sementara Brian May sempat mencopot Red Specialnya dan menggunakan Fender Telecaster).

Seperti layaknya konser Queen, pertunjukan  berdurasi sekitar satu setengah jam ini juga diakhiri dengan lagu kebangsaan God Save The Queen.

Rock Montreal

Setlist
  • We Will Rock You (fast)
  • Let Me Entertain You
  • Play The game
  • Somebody To Love
  • Killer Queen
  • I’m in Love With My Car (Roger Taylor on Vocal)
  • Get Down My Love
  • Save Me
  • Now I’m Here
  • Dragon Attack
  • Now I’m Here (reprise)
  • Love of My Life (akustik)
  • Under Pressure
  • Keep Yourself Alive
  • Roger Taylor Drum & Tympani Solo
  • Brian May Guitar Solo
  • Crazy Little Thing Called Love
  • Jailhouse Rock
  • Bohemian Rhapsody
  • Tie Your Mother Down
  • Another One Bites The Dust
  • Sheer Heart Attack
  • We Will Rock you
  • We Are The Champion
  • God Save The Queen


Sebagai catatan, Video Rock Montreal ini dulunya pernah dirilis dalam Video berjudul We Will Rock You

Queen Rock Montreal & We Will Rock You
Read More